Selamat Datang di Blog resmi Perguruan Mathla'ul Anwar Pusat Menes

BERANDA

Kamis, 25 Agustus 2011

LAILATUL QADAR

Berbicara tentang Lailat Al-Qadar mengharuskan kita  berbicara tentang surat Al-Qadar. Surat  Al-Qadar  adalah  surat  ke-97  menurut urutannya dalam Mushaf. Ia ditempatkan sesudah surat Iqra'. Para ulama Al-Quran menyatakan bahwa ia turun jauh sesudah turunnya surat Iqra'. Bahkan sebagian di antara mereka menyatakan bahwa surat Al-Qadar turun setelah Nabi Saw. berhijrah ke Madinah.

Penempatan urutan surat dalam Al-Quran dilakukan langsung atas perintah  Allah  Swt., dan   dari perurutannya ditemukan keserasian-keserasian yang mengagumkan. Kalau  dalam surat Iqra' Nabi Saw. (demikian pula kaum Muslim) diperintahkan untuk membaca, dan yang dibaca itu antara lain adalah Al-Quran, maka wajar jika surat sesudahnya yakni surat Al-Qadar  ini  berbicara tentang turunnya Al-Quran, dan kemuliaan malam yang terpilih sebagai malam Nuzul Al-Quran.

Bulan  Ramadhan  memiliki  sekian  banyak  keistimewaan, salah satunya adalah Lailat Al-Qadar, suatu malam yang oleh Al-Quran "lebih baik dari seribu bulan." Tetapi  apa  dan bagaimana malam itu? Apakah ia terjadi sekali saja yakni malam ketika turunnya Al-Quran lima belas abad yang lalu,  atau  terjadi  setiap  bulan  Ramadhan  sepanjang masa? Bagaimana kedatangannya, apakah setiap orang  yang  menantinya pasti  akan mendapatkannya, dan benarkah ada tanda -anda fisik material yang menyertai kehadirannya (seperti membekunya air, heningnya  malam,  dan  menunduknya pepohonan dan sebagainya)? Bahkan masih banyak lagi  pertanyaan  yang  dapat  dan  sering muncul berkaitan dengan malam Al-Qadar itu.

Yang  pasti  dan  harus diimani oleh setiap Muslim berdasarkan pernyataan Al-Quran  bahwa,  "Ada  suatu  malam  yang  bernama Lailat  Al-Qadar,  dan bahwa malam itu adalah malam yang penuh berkah, di mana dijelaskan atau ditetapkan segala urusan besar dengan penuh kebijaksanaan."